GPON (Gigabit Passive Optical Network) merupakan teknologi node akses yang diperlukan untuk memberikan layanan multimedia yang disebut sebagai layanan triple play (Voice, data, video atau IPTV) bagi pelanggan perumahan maupun bisnis. Jaringan ini umumnya menggunakan media fiber optic. Contoh perusahaan yang menggunakan jaringan ini yaitu PT Telkom Indonesia dengan produknya yang bernama IndiHome.
Prinsip kerja dari GPON yaitu ketika data atau sinyal
dikirimkan dari Optical Line Termination (OLT), maka ada bagian
yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan serat optik
tunggal dapat mengirim ke berbagai Optical Network Terminal (ONT). Untuk ONT sendiri
akan memberikan data – data dan sinyal yang diinginkan oleh user. Pada prinsipnya, Passive
Optical Network adalah sistem point-to-multipoint, dari fiber ke
arsitektur premise network dimana unpowered optikal splitter
(splitter fiber) serat optik
tunggal. Arsitektur sistem GPON berdasarkan pada TDM (Time Division Multiplexing) sehingga
mendukung layanan T1, E1, dan DS3.
Berikut ini beberapa komponen yang ada pada GPON:
1.
Network Management System (NMS)
NMS merupakan perangkat lunak yang
berfungsi untuk mengontrol dan mengkonfigurasi perangkat GPON. Letak NMS ini
bersamaan di dekat OLT namun berbeda ruangan. Konfigurasi yang dapat dilakukan
oleh NMS adalah OLT dan ONT. NMS memiliki jalur langsung ke OLT , sehingga NMS
dapat memonitor ONT dan OLT dari jarak jauh.
2.
Sumber cahaya
Sumber cahaya yang
digunakan untuk memancarkan cahaya yang membawa informasi merupakan hasil
pengubahan sinyal listrik menjadi sinyal optik. Sumber cahaya yang digunakan
dalam teknologi GPON adalah Injection Laser Diode (ILD). Jenis ILD yang
digunakan pada sistem GPON antara lain Fabry Perot Laser dan Distributed
Feddback Laser (DFB), dengan lebar spektrum masing – masing 3nm dan 1nm.
3.
Serat optik yang digunakan
Jenis serat optik
yang digunakan dalam GPON yang diaplikasikan untuk komunikasi jarak jauh harus
memiliki kemampuan untuk membawa banyak sinyal dengan laju bit yang tinggi.
Dari dua jenis serat optik yang ada yaitu single mode dan multimode, yang
digunakan sebagai media transmisi teknologi GPON adalah jenis single mode, hal
ini dikarenakan daerah kerja panjang gelombang single mode lebih tinggi daripada daerah kerja panjang
gelombang multimode. Sehingga serat optik jenis ini lebih sesuai
digunakan pada transmisi jarak jauh yang memerlukan transmisi kecepatan tinggi
dan rugi – rugi yang kecil.
Untuk media transmisi dan distribusi data,
ada dua jenis kabel optik yang digunakan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
berdasarkan jarak dan cakupan distribusinya, yaitu kabel optik patch cord dan drop cord.
Patchcord adalah kabel fiber optik dengan panjang tertentu yang sudah
terpasang konektor di ujungnya. digunakan untuk menghubungkan antar perangkat
atau ke koneksi telekomunikasi. Kabel patch
cord biasanya digunakan untuk sambungan antar perangkat di dalam ruangan
saja.
Sedangkan kabel serat
optik drop core merupakan kabel serat
optik yang digunakan untuk distribusi dari OLT ke ONT atau ke pelanggan. Kabel
serat optik jenis ini biasanya digunakan sebagai saluran udara yang disanggah
dengan tiang.
4.
Optical Line
Termination (OLT)
Pada Gambar 2 merupakan perangkat OLT yang
terpasang pada kantor Sentra Telepon Otomat (STO). OLT sebagai daerah
pusat dari sistem jaringan. OLT merupakan gabungan dari CWDM, Gigabit-capable
Ethernet (GbE) dan SONET/SDH yang dipergunakan untuk mentransmisikan suara,
data dan video yang melewati
Gigabit-capable Passive Optikal Network (GPON). OLT mempunyai fungsi
untuk melakukan konversi dari sinyal elektrik menjadi optik.
5.
Optical Network Terminal (ONT)
ONT menyediakan interface antara
jaringan optik dengan pelanggan. Sinyal optik yang ditransmisikan melalui ODN
diubah oleh ONT menjadi sinyal elektrik yang diperlukan untuk service pelanggan.
ONT berada di sisi pelanggan pada sistem jaringan
GPON. ONT mempunyai tugas utama yaitu dipergunakan untuk mentransmisikan suara,
data dan video yang melewati jaringan
Gigabit-capable Passive Optikal Network (GPON) kepada para pelanggan.
6.
Splitter
.Splitter adalah optical fiber coupler sederhana yang
membagi sinyal optik menjadi beberapa path (multiple
path) atau sinyal – sinyal kombinasi dalam satu path. Selain itu, splitter juga dapat berfungsi untuk merutekan
dan mengkombinasikan berbagai sinyal optik. Splitter terdiri dari 3 port dan bisa mencapai dari 32 port.
Pada jaringan
GPON, splitter biasanya terdapat pada
Optical Distribution Cabinet (ODC) dan Optical
Distribution Point (ODP).
ODC (Optical Distribution Cabinet)
adalah jaringan optik antara perangkat OLT sampai perangkat ODC. Letak dari ODC
ini adalah terletak di rumah kabel.ODC menyediakan sarana transmisi optik dari
OLT terhadap pengguna dan sebaliknya. Transmisi ini menggunakan komponen optik
pasif.
7. Splicer
Alat sambung Serat Optik
dikenal dengan sebutan fusion splicer
yaitu suatu alat yang digunakan untuk menyambung core serat optik yang
berbasis kaca yang mengimplementasikan daya listrik yang sudah dirubah menjadi
sebuah media sinar berbentuk sinar laser yang berfungsi memanasi kaca yang
putus pada core sehingga terhubung kembali secara baik.
8. Konektor
Konektor
terdapat pada ujung dari serat optik yang terhubung langsung pada perangkat.
Konektor pada fiber optik terbuat dari material yang sederhana seperti plastik,
karet dan kaca sehingga lebih praktis.
Adapun beberapa keunggulan yang dimiliki oleh teknologi GPON adalah:
a. Mendukung aplikasi triple play (suara,data,
dan video) pada layanan FTTx yang dilakukan melalui satu core fiber
optik.
b. Satu port
GPON dapat digunakan hingga 32 ONT.
c. Alokasi bandwidth dapat diatur.
d. Biaya maintenance yang
murah karena menggunakan komponen pasif.
e. Transparan terhadap
laju bit dan format data. GPON dapat secara fleksibel mentransferkan informasi
dengan laju bit dan format yang berbeda karena setiap laju bit dan format data
ditransmisikan melalui panjang gelombang yang berbeda. Laju bit 1.244 Gbit/s
untuk upstream dan 2.44 Gbit/s untuk downstream.
g. Biaya pemasangan,
pemeliharaan dan pengembangan lebih effisien. Hal ini dikarenakan arsitektur
jaringan GPON lebih sederhana dari pada arsitektur jaringan serat optik
konvensional.
Terlepas dari kelebihan teknologi GPON,
kekurangan yang dapat menjadi tambahan pertimbangan operator provider
dari teknologi ini adalah :
a. Model layering
yang kompleks
b. Capital expense merupakan biaya untuk mengimplementasikan teknologi ini
harus diperhatikan karena lamanya waktu untuk menggelar service ke pelanggan dalam pengadaan infrastruktur
yang menimbulkan biaya pengadaan perangkat dan jasa instalasi, biaya perawatan,
biaya listrik, dan lain-lain yang
membutuhkan dana yang lebih besar.
c. Dibutuhkan kerja sama dengan pihak-pihak lainnya ketika menjalankan
teknologi ini, salah satunya ketika melakukan sambungan fusi dimana teknik ini
memerlukan orang yang ahli dan berpengalaman karena penjajaran kabel serat
optik membutuhkan komputer terkontrol untuk mencapai kerugian yang
sedikit.
Jaringan GPON ini juga tidak hanya digunakan pada jaringan internet dan TV kabel saja, namun pada jaringan seluler juga menggunakan fiber optik dan jaringan GPON dari OLT yang terletak di Sentral Telepon Otomat (STO) menuju ke Base Transceiver Station (BTS). Namun dari BTS menuju handphone kita masing-masing masih menggunakan komunikasi radio. Tetapi apabila kita berlangganan internet kabel atau wifi, kabel fiber optic akan sampai hingga perangkat akses poin.
Itulah sekilas mengenai fiber optic dan GPON. Apakah sudah ada yang merasakan perbedaan kecepatan antara internet menggunakan kabel UTP dengan menggunakan fiber optic?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar